Minggu, 13 Maret 2011

Maju Saja

angan lihat ke belakang. Bukan karena di belakang saya hanya ada dinding dari gips. Tapi ya benar jangan lihat ke belakang. Akan ada banyak jejak yang terbuang. entah mengarah kemana? banyak tujuan tercapai, tetapi yang lainnya sibuk berputar, tersesat, atau malah, mundur kembali ke garis awal tempat langkah pertama dimulai. Jika ribuan langkah terbuang dan bertumpuk pada rentang jarak yang sama. Di mana kita bisa memilih mana langkah yang mengarah ke mana? membuat bingung. Seperti masa lalu, kita tidak bisa mengugatnya. Begitu juga masa depan. Tapi ini bukan masalah gugat menggugat. Melainkan bagaimana persiapan itu bisa menjadi matang. Dan perjalanan selanjutnya tidak serumit carut marut jejak kaki yang saling bertindihan di tanah yang kering. Masa depan selalu berupa hamparan rumput hijau. Menggoda banyak penggembala membawa dombanya merumput di sana. Dan langit biru akan memayungi sepanjang hari hingga malam datang dan menyiapkan dongeng sebelum tidur yang sempurna yaitu sebuah keluarga. (26 September 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar