Selasa, 19 Oktober 2010

Sore

Aih perahu semakin menepi. Angin semilir pembawa harapan tinggal di bawah buritan. Ombak bergulung dan hilang. Pesisir panjang membentang. Sementara nyiur tegak menantang angkasa. Kota kini berwarna jingga. Matahari yang lelah perlahan menarik selimut nya. Diam saja berjuta bahasa. terlalu indah sore dapat dilukiskan. Sepeda-sepeda dari masa lau berlalu lalang. Sementara deru mesin riuh rendah. Kehidupan masih mencoba memperlihatkan eksistensinya. Semnentara bahan bakar sudah menipis. Kepul asap pabrk teruk merusak angkasa. Dan anak-anak sibuk menutup mulutnya.

Di ujung daratan sebuah kata diucapkan " datanglah...." walau kau lelah. Mari berbagi sore yang indah. Setiap hari tidak akan sama wahai pencuri malamku. Kini saatnya, tuangkan limun yang disiapkan harapan kedalam gelas biru.

Begitulah kita. Begitulah kita akn selalu menghabiskan sore bersma. Walau tubuh jauh terpisahkan olehwaktu berjam-jam lamanya......(28 Agustus 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar