" Cinta.....
Jangan dikira cinta datang dari keakraban yang lama dan karena pendekatan yang tekun
Cinta adalah kecocokan jiwa dan jika itu tak ada maka cinta tidak akan pernah tercipta, walau dalam hitungan tahun atau abad
Cinta adalah keinginan untuk berbagi
Cinta adalah keseimbangan antara kesediaan untuk memberi dan menerima
Cinta adalah sebuah kata bercahaya, yang ditulis oleh tangan yang bercahaya pada malam penuh cahaya
Cinta adalah pemberian Tuhan untuk jiwa-jiwa yang peka dan suci
Cinta sejati adalah cinta yang mau melakukan pengorbanan untuk kebahagiaan orang yang dicintainya
Cinta sejati adalah cinta ang sanggup membakar ego dan menyemai kebersamaan....." (Kahlil Gibran)
Ya begitulah penggalan puisi klasik karya Gibran yang kebetulan saya copy dari blog teman saya. Menarik sekali. Saya pikir memang ada unsur kejutan, saat manakala, kita menemukan sebuah kejadian. Seorang menjalin hubungan bertahun-tahun dan akhirnya bermuara pada hati yang ia temukan dalam sekejap mata. Jodoh seperti kematian, diciptakan memang sangat meisteriusnya oleh Tuhan. Sementara manusia diciptakan dengan cadangan ego yang segudang. Yang membuat mereka bisa memilih. Tau mana yang diinginkannya. Tau mana yang dikehendakinya. Tapi begitulah. Ego juga menciptakan sebuah keadaan dimana kita selalu meminta...dan mengabaikan kewajiban kita untuk memberi. mengabaikan logika, mementingkan rasa. Seperti halnya saat kita selalu menuntut hak asasi, sementara kita juga mempunyai kewajiban asasi. Dan kadangkala kita sudah tidak lagi peka dan suci, karena cinta datang bersamaan dengan banyak maksud. Menghitung untung rugi. Tidak ada lagi cinta yang seadanya. Bukan meminta nasi, tetapi mintalah berbulir biji padi, yang kemudian disemai bersama. Dengan segala keringat, dengan segala duka. Apakah masih ada individu yang mau berbagi tidak hanya suka tapi duka?. Seorang bijak bilang berpasangan itu harus ada unsur kejutan. Lebih baik mengawali semua dari nol dan bangun bersama rumah warna biru,daripada mendapati semua sudah ada di depan mata. Proses membangun itulah yang mahal harganya. Kiata akan mendapati namanya berjuang bersama, berbagi keringat, berbagi pemahaman. Dan begituah proses tulang rusuk yang hilang menemukan patahannya.
Dan semua diawali dari keyakinan, saat mata bertemu mata..saat hati bertemu hati.......Pergilah keluar ruang kemudian sesapi aroma kehidupan, dan bukan menyadari apa yang kita inginkan, tapi menyadari memang inilah yang harusnya terjadi.........(31-5-2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar