Jumat, 28 Mei 2010

Rencana

Tiga kertas yang saling bertumpuk, putih, biru dan kuning. Begitu semangat pena warna hitam menari diatasnya. ya kertas yang sangat ditunggu oleh semua karyawan. beberapa pertanyaaan tertulis disana, salah satunyta " selama cuti di :.........". tentu masih dibumi tentunya. Tapi kali ini saya menulis "Jakarta", dan selama ini tidak ada kota lain yang dituju saat saya mengambil cuti. Minggu kemarin baru saja pulang, melihat dua keponakanku, anak kakakku Arianti Patria memancing tawa, hanya beberapa jam pertemuan saja. begitu nyata melihat mereka tumbuh sehat, terlebih keponakan terkecil Quinita menyanyikan lagu "suwe ora Jamu", lidah tiga tahunnya belum mengucap lapal yang benar, tetapi bagi saya itu cukup untuk menguapkan kerinduan, karena selama ini saya hanya memabayangkan mereka lewat suaranya dibalik telpon genggam. dan ritual yang membahagaiakan saat mengajak kedua keponakkanku pergi ke toko buku, Quinita meminta tas sekolah lengkap dengan rantang dan botol minumannya, karena ia akan segera masuk ke PAUD sementara Laksamana, anak kakakku tertua, meminta mainan truk dan buku mengaji Iqro, dan semua harus direlakan hilang, karena kembali harus beranjak dari rumah menuju pernikahan seorang sahabat, dan langsung menuju Gambir mengejar kereta yang akan membawa saya kembali ke Semarang dan itu tiga hari lalu.
Dan apapun urusannya, perjalanan pulang menjadi begitu istimewa.merindukan cerita bersama di kamar ayah dan ibu. Atau mencicipi Spagheti dan rendang buatan Bunda yang paling enak, karena dibuat dengan bumbu istimewa yang semua keluarga belum tentu mampu membuatnya, rendang dan spagheti bumbu cinta keluarga Patria.
Kali ini saya pulang satu hari. Satu hari saja untuk menghormati arti sebuah keluarga. Tidak hanya keluarga saya sendiri, tetapi keluarga yang saya bangun saat dibangku kuliah. Beberapa bulan terakhir adik kelas di Unit Fotografi mengundang saya untuk menghadiri pembukaan pameran fotografi, sebuah usaha nyata kami di unit fotografi untuk hidup lebih dihargai, kali ini temanya Bangka dan belitung. Sebuah perjalanan yang panjang sekaligus melelahkan untuk menangkap peristiwa dan panorama dengan kamera, kemudian menghadirkannya dihadapan publik melalui sebuah pameran.
Beberapa teman satu angkatan sudah memberi kabar bahwa akan ada sebuah pertemuan yang maha penting agar rantai persaudaran yang sedemikian sulit dibangun untuk tetap bertahan ditengah hujan garam kehidupan.
Sebuah panggilan telpon mampir, dan kuangkat, " Maaf Bah....untuk sementara tidak ada cuti dulu...".
Begitula hidup. kadangkala apa yang kita pikirkan dan harapkan tidak terjadi. Entah karena memang dalam pekerjaan ini kita terikat dalam sebuah sistem. Da kita sendiri hanya bagian individu terkecil. ya saya tidak meratapi kegagalan ini. Saya hanya berpikir apakah ada momentum yang begitu baik seperti pada hari Minggu (30/5) di penggalan kehidupan yang akan datang. tetapi hingga saat ini saya tetap merasa bangga, bahwa rencana kepulangan itu sempat mampir did alam kepala, dan sebuah surat ijin dibuat.
Ah maaf sahabat semua, hidup saya kini tidak seperti dulu lagi. Pekerjaan yang melenakan yang sempat membuat lupa akan rumah dulu yang kita bangun bersama. Saya kembali tidak bisa dan berkumpul disaat saya mulai sadar kembali. Kalau tanpa kalian, tidak ada syaa seperti sekarang ini.....

tetap perhatikan halam koran sahabat, cari saya di sana. Begitulah saya akan baik-baik saja..........(25 Mei 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar