Seseorang teman sempat mampir ke halaman penuh tulisan. Dia pikir akan bertemu dengan hamparan bunga dengan langit biru dan hangat matahari. Tetapi ia menemukan ruangan yang dingin, putus asa, berharap tiada akhir, intinya tidak menghadirkan keceriaan.
Maaf, mungkin memang begitulah hidup. tulisan tentang hidup itu seperti cermin. Begitu pecah, gambaran diri akan berserak saat keinggnya memantul dan menggesesk tubuh jadilah luka.
coba kubuta satu tulisan yang kau inginkan....
" Siang yang cerah di minggu yang indah, terbenam dalam ruangan kaya kenangan. Semua hadir memberi kehangatan saat rintik hujan di luar mulai menciumi bibir selokan. Rintik hujan di akhir musim. Musim terus berganti, kuntum bunga mekar, menjadi bunga, layu kemudian mati....lalu siklus hidup dimulai dari awal lagi....kuntum bunga mekar, menjadi bunga....dan menunggu mati......Dan aku masih mengawasi lewat telinga, bunyi yang indah, seindah harapan. Hingga seoarang sahabatku berujar....biarkan kita menjadi apa....dan kini hujan, biar kita terjebak di rungan, tapi siklus hidup terus berjalan. Hujan berhenti, pelangi mencoba mengusir kelabu awan di pucuk bukit, dan bunga kuning bermekaran, aku berjalan menyusuri bibir selokan....riak air perlahan menghipnotis..kebahagian itu mahal harganya...dan sebagian itu terbeli saat rintik hujan turun sore tadi......"
Bagaimana ?..ruangan sedikit terbuka sahabat..kau tidak akan lagi menemui ruangan gelap yang pengap...ada sedikit celah tempat masuknya sinar dan melihat bahwa aku bahagia adanya.........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar